Kerajaan Hamburger
Orang bilang banyak jalan untuk menjadi jutawan. Tetapi, sesungguhnya tidak ada jalan melipatgandakan kekayaan dengan mudah. Selain perlu kerja keras, yang tak kalah penting adalah mengolah pegalaman masa lalu. Hal itulah yang kerap disarankan para ahli ketika anda pertama kali hendak menekuni bisnis waralaba.
Pengalaman pula yang menjadi modal utama Ray A Kroc ketika mengembangkan restoran Hamburger McDonal's dari pengalamannya bertemu dengan banyak orang dan mengamati sistem kerja perusahaan-perusahaan yang dikunjunginya, membuat Kroc cekatan dalam membuat peluang.
Ray Kroc yang dilahirkan tahun 1902, sejak muda percaya bahwa peluang hanya datang satu kali dan harus diambil pada kesempatan pertama. Saat berumur 15 tahun, di berbohong soal umurnya agar bisa mendapatkan pekerjaan sebagai sopir Palang Merah.
Kroc akhirnya dikirim ke Connecticut untuk pelatihan, namun tak jadi berangkat ke Eropa karena perang sudah berakhir. Setelah itu Kroc muda menjalani professi sebagai pemain piano sekaligus penjaja cangkir kertas untuk Lily Kulit Chup Cho.
Setelah menyadari banyak hal, akhirnya dia betah sebagai salesman. Peluang baru muncul ketika dia berjumpa Earl Prince, seorang penemu alat pembuat milkshake. Kroc meyakinkan Earl agar memberikan hak pemesanan produk tersebut kepadanya. Selama satu setengah dekade berikutnya, Kroc suses berjualan alat itu diseluruh negara.
Setelah berkeliling Amerika, Kroc menyadari bahwa salah satu pelanggan terbesarnya adalah sebuah restoran yang berbasis di California. Restoran itu dikelola oleh kakak beradik Richard dan Maurice McDonald. Dari penyelidikannya, Kroc menemukan restoran tersebut memakai tekhnik produksi massal dengan sistem assembly dalam pembuatan hamburger dan sandwich-nya.
Kroc juga mencermati, pemilik McDonald's kelihatannya tidak tertarik mengembangkan operasi restorannya lebih lanjut. Melihat gejala itu, lagi-lagi Kroc menunjukan kepiawaiannya sebagai seorang salesman. Dia meyakinkan McDonald's bersaudara agar memberikan hak keagenan eklusif kepadanya.
Memulai Waralaba
Tak lama kemudian Ray Kroc mendapatkan hak terbatas dari operasi restoran tersebut. Dia membuka outlet McDonald's pertamanya tahun 1954 di Des Plaines, Illinois.
Dari pengalaman dan pengamatannya selama bertahun-tahun, ia menemukan bahwa para pekerja tidak memiliki waktu untuk makan siang, apalagi jika mereka harus ada dijalan, dari satu rapat ke rapat lain, atau dari satu kunjungan bisnis ke kunjungan bisnis lainnya. Ide makanan cepat saji inilah yang dikembangkannya. Bisnis tumbuh mengesankan, dan Kroc segera membuka outlet yang lain. Yang kedua dan yang ketiga, keduanya di California, dibuka tahu 1955. Dalam lima tahun jaringannya berkembang jadi 228, dan pada tahun 1961 dia membeli restoran itu dari McDonald's bersaudara.
Ketika menjadi bos McDonald's Ray Kroc menyadari bahwa keuntungan besar akan datang dari tanah. Pada 1956 Ray Kroc membentuk Fanchise Realty Corporation, dengan tugas membeli tanah dan menjualnya dengan model sewa/beli (leasing) kepada franhisee.
Dengan cepat Kroc mulai merekrut franchisee pada 1961. Keuntungan besar yang dieroleh dari franchisee memudahkan Kroc meraup modal dari pasar keuangan. Dia memanfaatkan dana tersebut untuk beriklan. Isinya adalah kampanye yang terpusat pada maskot perusahaan - Ronald McDonald.
Dalam memilih pemilik yang akan memegang lisensi outlet baru, Kroc dan para pembantunya mencari-cari, seperti dijelaskannya pada 1971, "Figur yang baik ketika berhubungan dengan orang; kami lebih suka memilih salesman ketimbang akuntan atau juru masak".
Tatkala pasar domestik sudah jenuh, Ray Kroc mulai memalingkan perhatiannya ke luar negeri. Di luar AS, sajian restoran cepat saji ini mengelami penyesuaian dimana operasi mereka berada. Agar gampang di ucapkan oleh konsumen, di Jepang namanya bahkan di ganti menjadi Makudonaldo. Di India dan Timur Tengah daging babi tak dihidangkan. Dan di Irlandia promosinya berbunyi, "Our name may be american, but we're all Irish."
Ketekunan
Banyak penjual yang hanya memikirkan keuntungan besar sesaat. Berbagai cara dilakukan agar keuntungan cepat dapat diraih, antara lain menaikan harga setinggi langit atau mengurangi kualitas. Namun hal ini tidak berlaku bagi Ray Kroc yang menjaga kualitas hamburger, pelayanan, kebersihan dan manfaat yang di berikan kepada pelanggan.
Kualitas yang diberikan selalu nomor satu dan konsisten di tiap outlet yang dibukanya. Konsisten dalam mutu membangun kepercayaan pasar terhadap semua jenis makan dan pelayanan yang disajikan oleh waralaba hamburger dunia ini.
"Saya kira untuk menjadi usahawan anda harus memiliki ego yang luas, kebanggaan besar, dan kemampuan menginspirasikan orang lain agar mengikuti kepemimpinan anda" katanya suatu ketika.
Dalam pengamatan Kroc, banyak orang yang ekspektasi mencapai apa yang diingikan dengan cepat. "Kami menginginkan seseorang terjun ke dalam bisnis secara total. Jika ambisinya adalah mencapai keadaan dimana dia dapat main golf empat hari dalam seminggu atau main kartu untuk mendapatkan satu saja dan bukannya sepuluh sen, kami tak mau dia berada di restoran McDonald's tegasnya.
Tak heran jika banyak eksekutif McDonald's menghiasi ruang kerja mereka dengan tulisan diktum yang menjadi yang menjadi favoritnya:
"Di dunia ini tak ada yang akan bisa menggantikan ketekunan. Talenta tidak; kegagalan orang bertalenta adalah hal biasa. Jenius pun tidak akan bisa. Kaum jenius yang tidak mendapatkan apa-apa (unrewarded) sudah bisa menjadi peribahasa. Pendidikan juga tidak bisa; dunia ini dipenuhi orang berpendidikan yang terlantar. Ketekunan dan determinasi saja yang mahakuasa".
Tua Bukan Halangan
Pepatah memang mengatakan bahwa "Life begins at 40". Tetapi, bagi Roy Kroc "Life begins at 50". Pada usia 50 tahun inilah dulu Ray Kroc memulai usaha baru di bidang makanan. Situasi yang tak mudah dihadapinya. Ray Kroc menderita diabetes dan arthritis. Kandung kemih dan kelenjar gondok sudah diangkat lewat sebuah operasi. Namun tekad untuk sukses terus membakar sekujur tubuh.
Pada tahun 1974, Ray Kroc menjadi sosok pahlawan karena perkara yang tidak ada hubungan dengan bisnis. Dia membeli sebuah team bisbol San Diego Padres dan mencegah hengkangnya klub tersebut ke Wasington, DC.
Tahun 1968, lewat istrinya Joan, sebuah program nasional untuk membantu keluarga yang kecanduan alkohol bernama operation Cork dibentuk. Salah satu akativitasnya adalah membarikan hibah sebesar 800,000 USD kepada Dartmouth Medical School utntuk mengembangkan kurikulum dan studi tentang penyalahgunaan alkohol.
Kork Menderita stroke pada Desember 1979 dan segera setelah itu masuk pusat penanganan kecanduan alkohol di Orange, California.
Ray Kroc meninggal dunia karena usia tua pada januari 1984. Dalam usia 81 tahun dia menjadikan pewarisnya sebagai jutawan. Dan kepergian-nya hanya seluluh bulan sebelum McDonalds menjual Hamburger-nya yang ke-50 milliar.
Gj banget
BalasHapus